Pages

Kamis, 25 Maret 2010

ICT dan Peningkatan SDM


Written by sman1intan
Thursday, 11 February 2010 01:31



Information and Comunication Technology (ICT), dari istilahnya saja sudah menggambarkan kedekatan dengan teknologi, suasana pengaplikaisan keilmuan untuk membantu manusia memudahkan pekerjaan. Dengan dasar-dasar ilmu yang benar dan tepat, diharapkan menjamin segala sesuatunya ditangani menurut cara yang sebaik-baiknya dan menghasilkan produk kerja yang terbaik pula.



Guna mengambil tindakan yang tepat, dibutuhkan informasi atau data yang akurat dan antar bagian yang menjadi jaringan dari tindakan atau pekerjaan itu juga harus terjadi komunikasi yang baik. ICT mencoba menjawab tantangan ini, di mana komputer merupakan bagian sarana vital yang terus dikembangkan untuk mendukung usaha ini. Seiring dengan itu, tentunya faktor manusia sebagai subyek dari serangkaian pekerjaan dituntut pula mampu menjalankan atau mengaplikasikan ICT, secara khusus komputer.

Walau belum menyertakan bukti ilmiah khusus mengenai manfaat seseorang menekuni ICT bagi peningkatan potensi dirinya, maka penulis memberanikan diri untuk memaparkan dugaan kuat akan manfaat yang diraih seseorang dengan menekuni atau bergelut dengan ICT. Sebagai landasan pendapat ini adalah dengan mengamati struktur dan karakteristik dari hal-hal yang terkait dari ICT itu sendiri, terutama dari cara atau sistem kerja komputer, yakni:

1. Meningkatkan keuletan, pantang menyerah. Rasa ingin tahu yang sering menghinggapi para user (pengguna) sering memicu semangat tinggi untuk terus mencoba memahami atau membongkar teka-teki persoalan yang dihadapi.

2. Meningkatkan daya konsentrasi dan ketelitian. Bagaimana tidak, untuk bisa berhasil dalam pengimplementasian sarana ICT, sering user harus mengulang-ulang proses kerjanya, dan seiring itu mencermati letak-letak kekeliruan yang dibuatnya, kemudian memperbaikinya, mengingatnya hingga akhirnya meraih apa yang dia harapkan.

3. Meningkatkan daya ingat. Untuk terus bisa beroperasi dengan sarana ICT-nya, user mutlak harus mengingat dengan tepat langkah-langkah yang menjaminnya untuk berhasil.

4. Meningkatkan daya nalar, berpikir logis dan komprehensif. Jelas karena komputer dirancang dengan menggunakan bahasa khusus, berlandaskan logika, maka mau tidak mau user harus juga berlogika, terlebih jika ia ingin mengembangkan suatu aplikasi, maka dituntut untuk mensintesis atau merakit berbagai logika untuk sampai ke tujuan.

5. Menjadikan user bersifat sistematis. Mulai dari menyiapkan peralatan, menghidupkan, memulai program, berproses dan berinteraksi dengan program, hingga kemudian mentup program dan mematikan peralatan, semua itu berjalan secara sistematis. User tentu melakukan ini secara berulang-ulang, maka berpotensi besar untuk menjadikan dia memiliki sikap yang sistematis.

6. Meningkatkan daya eksploratif. Rangsangan-rangsaangan ingin tahu lebih banyak, mendorong user untuk terus mencari dan mencari, mencoba dan mencoba. Bila ia dihadapkan pada internet, maka aktivitas berselancar dari satu situs ke situs lainnya tidak terelakkan. Kemudian dia akan menghubungkan satu fakta dengan fakta lainnya yang menjadikannya dapat memandang suatu persolan secara komprehensif, terintegrasi dan menyeluruh.

7. Menjadikan user sebagai expert (ahli). Apapun bidang yang ditekuni atau digeluti oleh user, melalui internet khususnya, maka ia berpeluang besar untuk menguatkan kompetensi atau profesinya di bidang itu. Komputer, khususnya internet bagaikan jendela baginya untuk mendapatkan banyak infrmasi berharga sekaligus mengkomunikasikan ide atau pemikirannya mengenai masalah yang digelutinya.

8. Meningkatkan kemamuan berbahasa Inggris. Pada umumnya bahasa komputer, internet menggunakan bahasa Inggris. Dengan sering berinteraksi dengan komputer atau internet, yang tentu saja dalam prosesnya user berusaha memamahi betul apa yang dibaca atau diamatinya, maka telah terjadi akusisi penting bagi penguasaan bahasa Inggris yang baik, minimal secara tertulis. Akan lebih baik jika dilakukan penelitian khusus akan kemampuan bahasa Inggris orang yang menekuni ICT dan yang tidak, mungkin dilihat dari skor Toefl yang diraih.

9. Menumbuhkan rasa percaya diri. Melalui aktivitas dengan ICT, user setiap saat dapat mengukur kompetensi dirinya, menutup atau memperbaiki celah-celah kekurangannya dan sekaligus menjejal kemampuan dirinya, sehingga berpotensi besar untuk menumbuhkan rasa percaya diri.

10. Mampu beradaptasi dan sukses dalam hidup. Dalam ruang terbatas nilai-nilai beradabtasi ini tumbuh dan terpelihara pada user komputer di saat-saat misalnya ia melakukan pekerjaan antar muka di berbagai program aplikasi. Saat menangani suatu pekerjaan sering user dituntut untuk mengaplikasik sejumlah program berbeda secara bersamaan. Oleh karena itu, dia dituntut untuk memahami karakter lingkungan kerja setiap program yang dilibatkan. Bila nilai-nilai adabtasi ini mampu dikembangkan dalam lingkungan kerja atau kehidupan yang lebih luas, bukan mustahil memberi andil untuk sukses dalam hidup.

Meskipun demikian, didapati kasus orang atau lebih khusus lagi siswa atau mahasiswa menampakkan minat dan prestasi bagus di bidang ICT, namun justeru amat rendah di bidang lainnya. Katakan seorang mahasiswa begitu asyik dengan komputer tapi kuliahnya malah tercecer. Mengapa demikian? Ada banyak kemungkinan, barangkali bukan karena ICT atau komputernya sendiri, tetapi karena masalah lain. Namun jika itu justeru terkait dengan ICT atau komputer, barangkali jawabannya adalah:

1. Orang bersangkutan memang ‘tergila-gila’ ICT/komputer. Hampir seluruh waktunya dicurahkan untuk ICT/komputer dan celakanya mengabaikan bahkan mungkin meremehkan hal-hal lainnya. Dia kurang menyadari secara subtansif maksud dari ICT/komputer itu sendiri. ICT/komputer sesungguhnya adalah alat untuk meraih efektivitas dan efesiensi pekerjaan, namun dia sekedar asyik utak-atik dengan ICT/komputer itu sendiri dan kurang atau nyaris tidak berusaha untuk mengaplikasikannya guna meraih keberhasilan dalam menangani berbagai tugas. Sederhanyanya, ICT/komputer baginya sekedar sebuah ‘game’, dan yang lebih parah lagi digunaknnya untuk hal-hal negatif, seperti pornografi dan bahkan untuk kriminalitas.

2. Orang bersangkutan sebenarnya tidak ‘tergila-gila’ ICT/komputer, melainkan karena tuntutan harus bergelut dengan komputer. Namun demikian dia mengalami ketidaklancaran dalam mengusai dan mengendalikan ICT/komputer. Dia banyak bermasalah, lamban dan terhambat-hambat dalam memahami komputer, lalu waktu banyak tersita dan akhirnya terabaikan hal-hal lainnya.

3. Perangkat ICT/komputer tidak berjalan lancar, sering terjadi masalah (trouble), khususnya untuk pekerjaan yang melibatkan jaringan atau juga internet. Sinyal lemah, akses lambat , ini jelas menyita waktu, pikiran dan tenaga.

4. Menyepelekan pekerjaan dengan dalih itu mudah saja ditangani dengan komputer, mungkin dengan gumaman “ ah tinggal Copy Paste”. Apapun juga, jika sudah pada taraf menyepelekan sesuatu pekerjaan, walau seberapa kecil pekerjaan itu, sikap ini amat berbahaya, bisa menjadikan seseorang lengah dan terabaikan hal-hal penting yang akhirnya menjadikannya ‘terjerambab’, paling tidak waktu yang akan melukai kinerja dirinya, dia terhimpit oleh sempitnya waktu tersedia.



Agar ICT benar-benar menjadi alat yang menunjang kemajuan, mampu membantu meningkatkan SDM seseorang, maka mutlak harus ada keseimbangan dan kontrol yang baik. Memiiki wawasan yang menyeluruh dan terintegrasi. User harus bermoral atau bermental baik, memiliki etikad atau niat yang baik.



Martapura, 10 Pebruari 2010

Oleh: Syaiful Yazan

Guru Matematika pada SMAN 1 Martapura, Kalsel

0 komentar:

Posting Komentar